Faedah 15: Rabbku Allah yang telah memeliharaku dan semesta alam dengan nikmat-nikmat-Nya


Setelah muqaddimah, masuk kepada pembahasan inti yaitu, bab pertama ialah tentang mengenal Allah 'azza wa jalla.

فإذا قيل لك: ما الأصول الثلاثة التي يجب على الإنسان معرفتها؟
فقل: معرفة العبد ربه، ودينه، ونبيه محمد .
Apabila dikatakan padamu: "Apa al-Ushul ats-Tsalatsah (pokok landasan yang tiga) yang wajib bagi semua manusia untuk mengetahuinya?" Maka katakanlah: "Mengetahuinya seorang hamba terhadap Rabb (Tuhan)nya, dan tentang agamanya, serta pada rasulnya."

Muallif (Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab at-Tamimi rahimahullaah), dibawakan oleh beliau di sini dalam bentuk pertanyaan yaitu agar lebih mudah dipahami. Juga sebagaimana pertanyaan malaikat di alam qubur. Untuk itulah sangatlah penting untuk terus mengulang-ngulang pembahasan ini untuk selamatnya kita di alam qubur lebih-lebih di akhirat kelak.

فإذا قيل لك:من ربك؟ فقل: ربي الله الذي رباني وربى جميع العالمين بنعمه، وهو معبودي ليس لي معبود سواه.

Apabila dikatakan padamu: "Siapa Rabb-mu?" Maka katakanlah, "Rabb-ku adalah Allah yang telah memelihara mendidik aku dan telah memelihara keseluruhan alam semesta, dengan nikmat-nikmat-Nya. Selain itu, Allah adalah sesembahanku yang tidak ada ma'bud (sesembahan) bagiku selain-Nya.

Dan dalilnya adalah sebagaimana yang Allah firmankan dalam awal surah al-Fatihah,

الحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن [الفاتحة:2

Segala puji sanjungan yang terindah milik Allah, Rabb semesta alam. (Surat al-Fatihah: 2)

- - - - - - -  - - -


Catatan:
Faedah-faedah ini kami tulis dari Kajian al-Ustadz al-Fadhil Dzulqornain M Sunusi dalam pembahasan beliau dari kitab al-Ushuluts Tsalatsah atau Tsalatsatul Ushul yang insyaa allaah antum dapat dengarkan langsung melalui MP3 rekaman kajian berikut:
https://www.dropbox.com/sh/awnnmaq4lx0fa2x/HXOMCus-6y

Wabillahit taufiq. wa shalawaatu wa salaamu 'ala rasulillaah wal hamdulillaah

Faedah 14: Perintah dan larangan Allah yang paling agung


Oleh karena itu yang paling agung yang Allah perintah kan adalah tauhid. Sebagaimana dalam perintah Allah pertama yang disebut dalam al-Qur-an ialah mengajak seluruh manusia untuk bertauhid yaitu dalam awal surat al-Baqarah Alla ta'ala berfirman,


{ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }

Wahai manusia! Sembahlah Rabb (Tuhan) kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (Surat Al-Baqarah : 21)

Kemudian diikuti larangan pertama dalam al-Qur-an yang ayat setelahnya,

 الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَآءَ بِنَآءًوَأَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ 


Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Surat al-Baqarah: 22)

Maka karena itulah, jangalah kalian adakan bagi Allah 'azza wa jalla itu sekutu atau tandingan apapun. Yaitu dalam hal rububiyyah Allah, asma' dan shifat Allah, dan dalam beribadah kepada Allah.

Surat paling agung dalam al-Qur-an (al-Faatihah) berisi tauhid. Demikian juga ayat yang paling agung (ayatul kursi), surat yang merupakan sepertiga al-Qur-an (al-ikhlash), bahkan seluruh al-Qur-an itu sendiri berisi tauhid.

Faedah 13: Hanifiyyah Millah Ibrahim adalah tauhid dan menjauhi syirik

Kemudian masuk muqaddimah ke-3 dari muallif, asy-Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab at-Tamimi rahimahullahi.

Beliau berkata ketahuilah semoga Allah meluruskan engkau untuk taat kepada-Nya, bahwasanya hanifiyyah millah Ibrahim ialah engkau beribadah kepada Allah ta'ala saja dengan memurnikan agama untuk-Nya. Dan dengan itulah Allah memerintahkan semua seluruh manusia dan menciptakan mereka untuk hal tersebut.

وَمَا خَلَقتُ الجِنَّ وَالإِنسَ إِلّا لِيَعْبُدُوِن  -- الذاريات:56

Tidaklah Aku (Allah) ciptakan semua jinn dan semua manusia melainkan untuk beribadah menyembah kepada-Ku. (Surat adz-Dzariyat: 56)

Makna beribadah menyembah kepada-Ku (Allah) ialah mentauhidkan Allah. at-Tauhid ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yaitu tauhid uluhiyyah. Karena tauhid yang lain rububiyyah dan asma' wa shifat maka keduanya akan berporos dalam tauhid ibadah.

Faedah 12 : Berlepas diri dari kesyirikan dan pelaku kesyirikan


Kemudian siapa yang taat kepada Rasul dan mentauhidkan Allah maka tidak boleh baginya berkasih-sayang atau berwala' kepada orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya.

Hal ini menunjukkan wajibnya membenci orang yang kafir atau musyrik serta berlepas diri dari kekafiran dan kemusyrikan. Maka ini sebagai bantahan terhadap pemikiran lintas agama, orang-orang liberal yang mana mereka mengusung persamaan agama atau semua agama adalah benar.

Adapun dalam berinteraksi bermuamalah dengan orang kafir maka Islam sudah ada aturan rinci tentangnya. Bahkan islam menganjurkan berbuat baik kepada siapapun. Dan berbuat baik berbeda dengan loyalitas (wala'). Adapun wala' atau loyalitus itu maka ia disertai adanya keyakinan dan kecintaan.

Sedangkan membenci tidak lah mengharuskan menghalalkan darah, menzhalimi, atau menyakiti mereka. Dan karena orang kafir itu terbagi menjadi 4 jenis, dan hanya satu saja yang boleh untuk diperangi.

Faedah 11 : Allah tidak meridhoi dipersekutukan meskipun dangan malaikat atau nabi


Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla tidak ridho Ia dipersekutukan dalam ibadah dengan sesuatu apapun, tidak pula malaikat yang didekatkan dan tidak pula dipersekutukan dengan nabi yang diutus.

Inilah kaedah dasar yang wajib dipelajari. Dan dalilnya sebagaimana dalam surat al-Jinn

 وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً [الجن:18]

Dan bahwasanya masaajid itu  milik Allah, maka jangan kalian sekali-kali beribadah kepada apapun disamping beribadah kepada Allah.

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ.

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni untuk dipersekutukan dan mengampuni dosa yang lebih rendah dari syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Surat An Nisaa : 48)

 إِنَّ الصَّلَاةِ وَ نُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَ مَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ  -- الأنعام:163

Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku, serta matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutupun bagi-Nya. Dan dengan itu lah aku diperintahkan dan aku lah orang yang awal-awal berserah diri.

Faedah 10: Rasul meninggalkan bagi kita agama yang terang benderang


Bahkan Allah
 azza wa jalla yang Maha Hikmah mengutus kepada kita seorang rasul. Ini merupakan keutamaan dan nikmat Allah yang agung, sebagaiman Allah sifatkan di utusnya rasul sebagai nikmat dalam surat al-Maa-idah ayat 3,



الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu. (Surah Al-Maidah:3)

«قد تركتم على البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها بعدي إلا هالك».
Aku telah meninggalkan kalian di atas (agama) yang terang benderang, malamnya bagaikan siangnya dan tidak ada yang berpaling darinya melainkan ia pasti binasa. (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Faedah 9: Allah tidaklah menciptakan kita sia-sia


Muqaddimah ke-2 dari muallif rahimahullah, setelah mendoakan rahmat untuk para pembaca, beliau rahimahullah kembali menasehati bagi kita untuk mempelajari tiga hal.

Yang pertama ialah bahwasanya Allah lah yang menciptakan kita, memberi rizqi kepada kita, dan tidak lah Allah membiarkan kita sia-sia atau begitu saja. Akan tetapi Allah mengutus pada kita seorang rasul.

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja? (Surah al-Qiyamah:36)
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Surat al-Mu'minun:115).
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ
Apakah mereka itu diciptakan tanpa ada sesuatu sebelumnya, ataukah mereka sendiri yang menciptakan? Apakah mereka yang menciptakan langit dan bumi? Bahkan, mereka pun tidak meyakininya. Apakah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabb-mu, ataukah mereka yang menguasainya? (Surat ath-Thur: 35-37).

- - - - - - -  - - -

Catatan:
Faedah-faedah ini kami tulis dari Kajian al-Ustadz al-Fadhil Dzulqornain M Sunusi dalam pembahasan beliau dari kitab al-Ushuluts Tsalatsah atau Tsalatsatul Ushul yang insyaa allaah antum dapat dengarkan langsung melalui MP3 rekaman kajian berikut:
https://www.dropbox.com/sh/awnnmaq4lx0fa2x/HXOMCus-6y

Wabillahit taufiq. wa shalawaatu wa sallaamu 'ala rasulillaah wal hamdulillaah

Faedah 8: Ilmu sebelum Perkataan dan Perbuatan


Kemudian berkata Imam al-Bukhari rahimahullah dalam kitab shahihnya "Bab: Ilmu sebelum perkataan dan perbuatan." Lalu al-Imam al-Bukhari rahimahullah membawakan dalil dalam surat Muhammad ayat 19.

 فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ  -- محمد:19

"Maka ketahuilah (ilmuilah), bahwasanya tidak ada ilah yang haq kecuali Allah dan memohon ampun lah atas dosa-dosamu." (Surat Muhammad: 19)

Oleh karena itu, orang yang bukan ahlinya tidak boleh berbicara pada hal yang bukan ahlinya.


وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (Surat al-Isra’: 36)

Faedah 7: Saling menasehati dan mengulang-ngulang dalam ilmu


Kemudian muallif rahimahullaah  menuliskan dalil dari ilmu, amal, dakwah, dan sabar yaitu surat al-'ashr 1-3.

 وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ  -- العصر:1-3
Allah azza wa jalla menegaskan dalam surat ini dengan 3 buah tauqid (penekanan). Yaitu ada harfu qosam (sumpah), kemudian dengan kata inna yang berarti sungguh, kemudian dengan huruf laam tauqid yang berarti betul-betul.

Sehingga dapat diterjemahkan
"Demi masa, sungguh manusia betul-betul dalam kerugian."

Dikecualikan di sini orang yang mengamalkan 4 perkara. Yang pertama adalah orang yang beriman yang tidak mungkin beriman melainkan dengan berilmu terlebih dahulu tentang apa yang ia imani. Sehingga di sini lah menjadi dalil ilmu.

Kemudian beramal shaleh. Adapun syarat amalan bisa menjadi amal shaleh yang diterima Allah ada 3, yaitu bertauhid, ikhlash, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kemudian saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.

Dan ungkapan "saling berwasiat" menunjukkan perlunya diulang-ulang dalam ilmu, amal, dan dakwah. Sehingga jadikanlah ilmu dan majelis ilmu itu sebagai tugas dalam kehidupan serta proyek sepanjang hidup kita.

Kemudian sebagaimana kisah al-Imam Ahmad rahimahullah yang mana di umur tua beliau, ia masih berlari-lari sampil membawa pena dan tempat tinta, sehingga dikatakan kepada beliau, "Sampai kapankah engkau seperti itu Wahai Abu Abdillah?" Kemudian beliau menjawab, "Bersama mahbarah (tempat tinta) sampai maqbarah (kuburan)."

Kemudian dinukil padanya perkataan al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah bahwa, "Jika seandainya Allah tidaklah menurunkan melainkan surat ini saja sebagai hujjah atas manusia, niscaya hal itu mencukupi bagi mereka."

Yaitu mencukupi untuk manusia mendapatkan pokok-pokok kebaikan.

- - - - - - -  - - -


Catatan:
Faedah-faedah ini kami tulis dari Kajian al-Ustadz al-Fadhil Dzulqornain M Sunusi dalam pembahasan beliau dari kitab al-Ushuluts Tsalatsah atau Tsalatsatul Ushul yang insyaa allaah antum dapat dengarkan langsung melalui MP3 rekaman kajian berikut:
https://www.dropbox.com/sh/awnnmaq4lx0fa2x/HXOMCus-6y

Wabillahit taufiq. wa shalawaatu wa sallaamu 'ala rasulillaah wal hamdulillaah


Faedah 6: Bersabar dalam ilmu, amal, dan dakwah


Kemudian yang keempat (yang wajib dipelajari oleh kita) adalah bersabar atas gangguan dalam ilmu, amal, dan dakwah.

Dan telah ma'ruf bahwa surga itu ditutupi atau dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Sedangkan neraka itu dikitari dengan hal-hal syahwat.

Demikian juga harus bersabar apabila tertimpa ujian dan musibah.

َاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا       

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Ilmu itu harus dituntut dan pada awalnya memang berat ataupun susah.

Barangsiapa belum pernah merasakan kehinaan atau kerendahan diri dalam menuntut ilmu walaupun hanya sesaat maka ia akan menelan pahitnya atau hinanya kebodohan sepanjang hayatnya.